PAPUA - Di tengah rimbunnya hutan Papua, di sebuah sekolah sederhana bernama SD Rimba ST Aloysius Mumugu, cahaya harapan bersinar lebih terang. Pada Sabtu, 21 September 2025, suasana sekolah ini terasa berbeda. Bukan karena kedatangan pejabat atau perayaan khusus, tetapi karena kehadiran sosok-sosok luar biasa—prajurit Satgas Yonif 733/Masariku yang datang bukan dengan senjata, melainkan dengan buku dan senyum.
Mereka bukan hanya tentara, tetapi juga guru dadakan yang mengajarkan lebih dari sekadar pelajaran akademik. Anak-anak Papua hari itu belajar tentang nilai-nilai kebangsaan, cinta tanah air, dan arti penting persatuan dalam keberagaman. Dengan penuh semangat, mereka menyimak setiap kata yang disampaikan, sesekali tertawa lepas saat para prajurit menyelipkan candaan ringan dalam materi pelajaran.
Dari Hati ke Hati: Mengajar dengan Cinta
Tak hanya mengajar, para prajurit juga membangun kedekatan emosional dengan anak-anak. Mereka duduk bersama, mendengar cerita, dan ikut bermain, membuat suasana belajar menjadi lebih hangat dan menyenangkan.
"Kami ingin anak-anak Papua tahu bahwa mereka tidak sendiri. Kami ada untuk mereka, untuk mendukung mimpi-mimpi mereka, " ujar salah satu prajurit dengan mata berbinar.
Sementara itu, Kepala SD Mumugu, Ibu Sinta, mengungkapkan rasa harunya. "Anak-anak sangat senang. Kehadiran Bapak-bapak TNI memberi mereka semangat baru. Ini adalah pengalaman yang tidak akan mereka lupakan, " katanya sambil tersenyum.
TNI, Sahabat dan Pendidik bagi Generasi Papua
Pangkoops Habema Mayjen TNI Lucky Avianto menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk nyata kepedulian TNI terhadap masa depan anak-anak Papua.
"Mereka adalah generasi penerus bangsa yang berhak mendapatkan pendidikan terbaik. Kehadiran prajurit TNI di sekolah-sekolah pedalaman menjadi bukti bahwa TNI bukan hanya penjaga keamanan, tetapi juga sahabat dan inspirasi bagi masyarakat, " ujarnya.
Di pelosok negeri, di antara keterbatasan, harapan tetap tumbuh. Loreng-loreng TNI yang biasanya identik dengan ketegasan, hari itu menjadi simbol kasih sayang dan pengabdian. Di SD Mumugu, anak-anak tak hanya belajar membaca dan berhitung, tetapi juga bermimpi lebih besar untuk masa depan yang lebih cerah.
Authentication:
Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono