Rakyat Papua Angkat Suara: OPM Bukan Lagi Pejuang, Tapi Teror yang Menghancurkan Kami

    Rakyat Papua Angkat Suara: OPM Bukan Lagi Pejuang, Tapi Teror yang Menghancurkan Kami

    PAPUA - Seruan lantang datang dari jantung Tanah Papua. Warga dari berbagai kabupaten seperti Yahukimo, Nduga, Intan Jaya, hingga Lanny Jaya mulai bersuara keras dan tanpa ragu: mereka menolak keras kekerasan yang dilakukan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kelompok bersenjata ini dinilai tidak lagi membawa harapan kemerdekaan, melainkan derita dan ketakutan.

    Aksi brutal terbaru OPM mulai dari pembakaran sekolah, pengusiran tenaga kesehatan dan guru, hingga serangan bersenjata terhadap warga dan aparat telah mendorong masyarakat Papua menyatakan satu sikap: Negara harus bertindak tegas.

    Markus Tabuni: "Ini Bukan Perjuangan, Ini Teror!

    Tokoh masyarakat dari Lanny Jaya, Markus Tabuni, menyampaikan kekecewaan mendalam. Dulu, kata Markus, OPM datang dengan wacana perjuangan. Namun kini, mereka datang dengan senjata, api, dan ancaman.

    “Dulu mereka bicara kebebasan. Sekarang, yang mereka bawa hanya senjata dan ketakutan. Sekolah dibakar, guru diusir, rakyat lari ke hutan. Ini bukan perjuangan, ini teror terhadap rakyat sendiri, ” tegas Markus, Rabu (23/4/2025).

    Warga Jadi Korban Utama

    Dampak dari kekerasan OPM dirasakan paling berat oleh warga sipil di kampung-kampung. Anak-anak terpaksa putus sekolah, pelayanan kesehatan lumpuh total, dan warga mengungsi ke hutan demi menyelamatkan diri dari konflik bersenjata yang tak kunjung usai.

    Tokoh perempuan dari Wamena, Maria Heluka, juga angkat suara. Sebagai aktivis perempuan, ia menyaksikan langsung penderitaan warga akibat aksi OPM.

    “Kalau bicara damai, mari kita duduk bersama. Tapi kalau datang bawa senjata, bakar rumah, bunuh guru, itu kejahatan! Negara jangan diam. Kami sudah terlalu sering jadi korban, ” tegas Maria dengan nada emosional.

    Desakan untuk Penindakan Tegas

    Masyarakat Papua kini tidak lagi diam. Para tokoh adat, pemuda, dan kelompok perempuan kompak menyuarakan satu tuntutan: hentikan kekerasan OPM, beri perlindungan nyata bagi warga. Mereka berharap negara bisa membedakan antara aspirasi damai dan aksi brutal bersenjata.

    Kesimpulan: Suara Papua Sudah Jelas – Stop Teror, Lindungi Rakyat

    Gelombang suara dari akar rumput Papua semakin nyaring: rakyat ingin damai, bukan drama kekerasan berkedok perjuangan. Negara kini ditantang untuk tidak sekadar hadir, tapi bertindak nyata menegakkan hukum dan melindungi rakyatnya sendiri dari bayang-bayang teror yang menyamar sebagai pejuang. (APK/Red1922)

    papua papua
    Jurnalis Agung

    Jurnalis Agung

    Artikel Sebelumnya

    Gereja Dijadikan Markas OPM, Tokoh Gereja...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    PERS.CO.ID: Jaringan Media Jurnalis Independen
    Hendri Kampai: Jangan Mengaku Jurnalis Jika Tata Bahasa Anda Masih Berantakan
    Nagari TV, TVny Nagari!
    Rakyat Papua Angkat Suara: OPM Bukan Lagi Pejuang, Tapi Teror yang Menghancurkan Kami
    Gereja Dijadikan Markas OPM, Tokoh Gereja Papua Murka: 'Jangan Jadikan Rumah Tuhan Perisai Perang

    Ikuti Kami