Api Damai dari Ilaga: Paskah dan Tradisi Bakar Batu Satukan TNI dan Warga Papua

    Api Damai dari Ilaga: Paskah dan Tradisi Bakar Batu Satukan TNI dan Warga Papua

    PAPUA - Di tengah sejuknya lembah Wuloni, diapit kokohnya gunung dan heningnya pepohonan pinus, perayaan Paskah 2025 menjadi lebih dari sekadar seremoni keagamaan. Ia menjelma menjadi perayaan kasih, harapan, dan persaudaraan yang hangat dipeluk dalam aroma batu panas dan tradisi bakar batu yang menyatukan dua dunia: prajurit TNI dan masyarakat asli Papua.

    Pada Senin tanggal 21 April 2025, Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti menggagas kegiatan luar biasa ini, bukan hanya sebagai bentuk tugas teritorial, melainkan sebagai jembatan kemanusiaan tempat kasih tak lagi sekadar kata, tapi diwujudkan dalam peluh, senyum, dan kebersamaan.

    Dari loreng hingga noken, dari helm militer hingga mahkota bulu, tak ada batas yang memisahkan. Semua melebur dalam kebersamaan saat api dinyalakan, batu dipanaskan, dan bahan makanan tradisional seperti ubi, daun talas, dan daging dibungkus daun pisang dan dimasak bersama.

    “Kami tidak hanya hadir untuk menjaga, tapi untuk belajar, menyatu, dan merayakan kehidupan bersama. Tradisi ini mengajarkan makna damai sejati tanpa sekat, tanpa prasangka, ” ujar Lettu Inf I Made Mertiana, Danpos Satgas Yonif 700, dalam sambutan hangatnya di hadapan warga.

    Perayaan dimulai dengan ibadah yang khusyuk, kemudian dilanjutkan dengan prosesi bakar batu yang penuh tawa, kerja sama, dan canda anak-anak. Tapi lebih dari itu, kegiatan ini menjadi ruang komunikasi sosial yang tulus: para prajurit bercengkerama dengan tokoh masyarakat, mendengar cerita mereka, merasakan denyut kehidupan warga Wuloni, dan menyatu dalam suasana kekeluargaan yang autentik.

    Salah satu tokoh masyarakat menyampaikan kesannya dengan nada yang sederhana namun menggetarkan, “Kami merasa aman, kami merasa dihargai. TNI datang bukan hanya dengan tugas, tapi dengan hati.”

    Dari senyum-senyum kecil yang lahir alami, dari asap masakan yang mengudara, hingga tawa riang anak-anak yang memecah heningnya pegunungan semua jadi pengingat bahwa damai bukan hanya janji, tapi tindakan nyata. Di tanah tinggi Wuloni, kasih tak hanya diperingati, tetapi benar-benar dihidupi.

    Authentication: 

    Dansatgas Media HABEMA, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono

    papua
    Jurnalis Agung

    Jurnalis Agung

    Artikel Sebelumnya

    Senyum Anak-anak Papua di Tengah Pelosok,...

    Artikel Berikutnya

    Sapaan Hangat Prajurit Marinir di Kampung...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    PERS.CO.ID: Jaringan Media Jurnalis Independen
    Hendri Kampai: Jangan Mengaku Jurnalis Jika Tata Bahasa Anda Masih Berantakan
    Nagari TV, TVny Nagari!
    Hangatnya Kehadiran Prajurit di Ladang Rakyat: Satgas Marinir Bawa Canda dan Kepedulian ke Kebun Warga Yahukimo
    Program ROSITA: TNI Borong Hasil Petani, Ciptakan Kesejahteraan dan Persatuan di Papua

    Ikuti Kami