PAPUA - Cahaya harapan kembali menyinari Tanah Papua. Satu lagi langkah damai tercipta ketika Yunus Assem, anggota kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) di bawah pimpinan Zeth Fatem, memutuskan untuk meninggalkan jalan kekerasan dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bertempat di Kampung Fuog, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya, momen mengharukan terjadi saat Yunus datang dengan tangan terbuka, bukan untuk menyerang, tetapi untuk meminta damai. Dalam suasana penuh haru, ia diterima langsung oleh aparat keamanan, tokoh adat, serta warga kampung.
“Saya ingin hidup tenang. Cukup sudah hidup di hutan dengan ketakutan. Sekarang, saya ingin bertani, membesarkan anak-anak, dan melihat mereka sekolah, bukan memanggul senjata, ” tutur Yunus, Selasa (15/4/2025), dengan mata berkaca-kaca.
Langkah ini bukan sekadar peristiwa biasa. Ini adalah simbol bahwa perdamaian masih mungkin tumbuh di atas tanah yang dulu penuh luka. Yunus adalah satu dari banyak anak Papua yang menyadari bahwa masa depan bukan dibangun lewat peluru, melainkan lewat pendidikan, kebersamaan, dan pembangunan.
TNI-Polri pun menyambut hangat keputusan Yunus. Mereka menegaskan komitmen untuk terus mengedepankan pendekatan persuasif dan humanis dalam membangun kepercayaan masyarakat Papua, khususnya mereka yang masih berada dalam lingkaran separatisme.
“Pintu NKRI selalu terbuka. Kapan pun mereka ingin kembali, negara siap menyambut sebagai saudara, bukan musuh, ” ujar perwakilan aparat di lokasi.
Keputusan Yunus menjadi bukti bahwa perubahan tidak harus lahir dari peperangan, melainkan dari keberanian untuk memilih jalan damai. Sebuah langkah kecil, namun berdampak besar bagi masa depan Papua yang bersatu dan sejahtera. (APK/Red1922)